Pada tahun 1920 M, Syarif Husein, seorang raja “Hijaz” mendeklarasikan diri sebagai kholifah ummat islam Arab yang berpusat di Makkah dan melepaskan diri dari kesultanan Turkey. Beliau yang bergolongan ahlussunnah dan bermadzhab hanafi pun dikecam oleh Abdul Aziz bin Saud penguasa Najed (kawasan Riyadl) yang bermadzhab wahabi.
1924 M, terjadilah pertempuran berdarah yang dimenanhkan oleh Abdul Aziz bin Saud. Pemerintahannya pun diambil alih dan berdirilah negara Saudi Arabia.
Kebangkitan Ulama’ dan Komite Hijaz
Setelah Abdul Aziz bin Saud memimpin Jazirah Arab. Faham wahabi yang ekstrem membuat para ulama di Indonesia gusar tentang jamaah haji dan pelajar disana yang memegang teguh madzhab dan ahlussunnah. Apalagi setelah beberapa rumah peninggalan nabi dan para shohabat sebagai sejarah dan petilasan dimusnahkan.
Sebelum makam nabi juga dirobohkan, KH. Wahab hasbulloh mendirikan “Komite Hijaz” untuk bernegoisasi dengan king Abdul Aziz didelegasikan ke Makkah besertaan dengan diadakannya “Muktamar Dunia” oleh ulama-ulama di dunia 1926 H. Akhirnya apa yang diajukannya pun di Acc.
Penutupan Komite Hijaz
Setelah berhasil mengemban misinya, KH. Wahab Hasbulloh berencana untuk membubarkan Komite Hijaz. Namun, hal tersebut dilarang oleh KH. Hasyim Asy’ari. Beliau dawuh “Organisasi ini adalah sebagai wadah untuk ahlusunnah waljamaah”. Kemudian diusulkanlah beberapa nama, yang akhirnya dipilihlah nama “Nahdlotul ‘Ulama” yang berarti “Kebangkitan Ulama”.
Waallahu a’lam bisshowab
Tinggalkan komentar